Pengunjung pasar induk di berbagai kota di Indonesia dibuat kaget dengan melonjaknya harga sayuran pada 24 Juni 2025. Beberapa komoditas seperti cabai, bawang merah, dan sayuran hijau mengalami kenaikan hingga 50-100% hanya dalam hitungan hari. Lantas, apa penyebabnya?
Salah satu faktor utama kenaikan harga adalah gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem. Beberapa sentra produksi sayuran seperti Lembang (Jawa Barat) dan Batu (Jawa Timur) dilanda hujan lebat disertai angin kencang, merusak tanaman dan mengurangi hasil panen. (24/6)
Kenaikan Harga Pupuk & Biaya Logistik
Petani mengeluhkan biaya produksi yang semakin tinggi akibat kenaikan harga pupuk dan bahan bakar. Hal ini berdampak pada harga jual sayuran di tingkat petani,
Permintaan Tinggi Jelang Libur Panjang
Menyambut akhir pekan panjang dan libur sekolah, permintaan sayuran meningkat tajam. Restoran, hotel, dan rumah tangga ramai-ramai membeli stok, sehingga pasokan di pasar induk menipis.
Spekulasi Pedagang & Rantai Distribusi Panjang
Beberapa pedagang diduga melakukan penimbunan untuk mengambil keuntungan lebih besar. Selain itu, rantai distribusi yang panjang juga menambah biaya tambahan, membuat harga semakin tidak terkendali.
Kenaikan harga sayuran ini tentu memberatkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil. Beberapa solusi sementara yang bisa dilakukan:
Beli Sayuran Alternatif – Ganti cabai dengan paprika atau bawang merah dengan bawang putih untuk menghemat pengeluaran.
Beli Langsung ke Petani – Platform e-commerce pertanian atau pasar tradisional dekat sentra produksi biasanya menawarkan harga lebih murah.
Manfaatkan Promo & Diskon – Beberapa supermarket memberikan diskon sayuran tertentu di jam-jam tertentu.
Prediksi Harga Sayuran ke Depan
Menurut analisis pasar, harga sayuran diperkirakan akan stabil dalam 1-2 minggu ke depan seiring perbaikan pasokan. Namun, jika cuaca tetap tidak menentu, fluktuasi harga masih mungkin terjadi.