TUTELAEUCARESTIA — Di Bank Syariah Indonesia (BSI) di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025), petugas menghitung nilai dolar AS dan rupiah. Nilai tukar rupiah saat perdagangan dimulai pada hari Jumat (21/2) Seiring dengan keluarnya modal asing dari pasar keuangan domestik, tekanan terhadap nilai tukar rupiah semakin meningkat. Investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp 10,33 triliun antara 24 dan 27 Februari 2025, menurut Bank Indonesia (BI).
Menurut Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), aliran dana asing berasal dari jual neto pasar saham senilai Rp 7,31 triliun, jual Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 1,24 triliun, dan jual Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp 1,78 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 24-27 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 10,33 triliun,” kata Denny dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (1/3).
Di samping itu, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 27 Februari 2025 naik menjadi 75,13 basis poin (bps) dari sebelumnya 70,34 bps pada 21 Februari 2025.
Rupiah Tertekan, Yield SBN Naik
Dalam perdagangan pekan ini, rupiah terlihat melemah. Pada Kamis (27/2), mata uang garuda ditutup di level Rp 16.445 per dolar AS, tetapi pada Jumat (28/2) pagi, mata uang garuda kembali melemah hingga dibuka di level Rp 16.520 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 141 poin atau 0,86 persen di level Rp 16.595 per dolar AS pada perdagangan Jumat.
Sejalan dengan depresiasi rupiah, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun mengalami kenaikan, dari 6,88 persen pada Kamis (27/2) menjadi 6,93 persen pada Jumat (28/2). Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 107,24, yang turut menekan nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, yield US Treasury (UST) 10 tahun justru mengalami penurunan ke level 4,260 persen, yang menunjukkan meningkatnya minat investor global terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi.
Informasi penting disajikan secara kronologis
Bank Indonesia akan terus mengamati perkembangan pasar keuangan dan mengambil tindakan strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan ketahanan ekonomi Indonesia dari luar.
“BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkas Denny.
SUMBER KUMPARAN.COM : Rupiah Anjlok, Modal Asing Kabur Rp 10,33 Triliun dalam Sepekan