TUTELAEUCARESTIA — Maria Celline Wijaya perempuan muda asal Indonesia yang dikenal sebagai peraih beasiswa S2 di program studi Medical Science in Global Health Delivery di Harvard University. Kiprahnya di Harvard makin mentereng setelah mendapat tugas sebagai Teaching Fellow.
Teaching fellow sangat berbeda dengan Asisten Dosen (ASDOS), karena biasanya berasal dari mahasiswa pascasarjana tingkat lanjut, terutama PhD yang bertugas untuk mengajar mata kuliah atau membantu dosen.
Celline merupakan alumni mahasiswa kedokteran dari Universitas Airlangga (UNAIR) yang berhasil lulus di umur 19 tahun. Ia membuktikan bahwa talenta dari Tanah Air mampu bersaing dan berkontribusi dalam lingkungan pendidikan kelas dunia.
Melalui salah satu unggahan Instagram resminya @cellinewijaya.md, Celline mengungkap bahwa ia tak pernah terpikir untuk berada di panggung akademik internasional, karena ia bukan berasal dari sekolah Internasional.
Awalnya Celline merasa tidak percaya diri untuk kuliah di luar negeri, namun dengan tekadnya ia mencoba untuk mulai berjuang. Menurutnya perjalanan untuk kuliah di universitas internasional bukanlah hal yang mudah karena banyak tantangan yang harus ia lalui.
Namun dengan tekad dan perjuanganya akhirnya ia berhasil lolos di Harvard University. Selain itu, Celline juga mendapat beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Sebagai Teaching Fellow di Harvard, Celline tidak hanya membantu dosen utama dalam menyampaikan materi kuliah, tetapi juga ikut bertanggung jawab mengurus silabus, mengajar sesi kelas tambahan, menjadi fasilitator diskusi yang aktif, mengevaluasi tugas dan menilai tugas-tugas mahasiswa.
Pengalamannya menjadi Teaching Fellow di Harvard sangat berkesan bagi dirinya, karena menjadi dosen merupakan salah satu dari cita-citanya.
Selain mengajar, Celline juga aktif dalam menulis opini dan hasil riset di jurnal-jurnal internasional. Untuk menyeimbangkan hidupnya, Celline juga melakukan kegiatan olahraga yaitu dengan lari marathon dan yoga.
Keberhasilan Celline meniti karier di Harvard menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda Indonesia. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, komitmen terhadap pendidikan, dan semangat memberi dampak sosial, seseorang dapat menembus batasan-batasan global dan tetap membawa identitas bangsa.
Kisah Celline Wijaya menjadi refleksi bahwa anak muda Indonesia bisa mengambil peran penting di panggung dunia, khususnya dalam dunia akademik. Dengan dedikasi dan visi yang kuat, Celline adalah contoh nyata bahwa mimpi besar bisa diraih dengan usaha dan kontribusi nyata.