TUTELAEUCARESTIA — Ketua DPR Puan Maharani meminta perdebatan antara Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) dan Presiden Republik ke-7 Joko Widodo dihentikan. Pernyataan ini dibuat sebagai tanggapan atas kembalinya konflik antara PDIP dan Jokowi.
Penegasan Puan Maharani
Ketua DPP PDIP itu meminta semua pihak mengakhiri konflik.
Jadi hentikan hal-hal yang hanya membuat kita bingung, hentikan hal-hal yang hanya membuat kita berprasangka. Selain itu, ini terjadi selama bulan Ramadan, yang memiliki banyak berkah. Di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2025), Puan mengatakan kepada wartawan, “Marilah kita berpikir positif dan kemudian ayo kita bangun bangsa ini bersama-sama dengan berpikir positif.”
Puan menegaskan bahwa masih ada banyak masalah yang harus diselesaikan secara kolektif dan bahwa tidak ada individu yang dapat membangun negara tanpa bekerja sama dengan orang lain.
Puan berkata, “Kita masih banyak masalah bangsa dan negara, dan harus kita sama-sama cermati bagaimana kita membangun bangsa dan negara bersama-sama.”
Bangsa ini harus kita bangun bersama, bukan sendirian. Selanjutnya, dia menyatakan, “Semua orang yang memberikan kontribusi dan berpikiran positif untuk bangsa ini, mari kita bangun bangsa ini dengan pemikiran positif ke depan.”
Awal Mula Hubungan PDIP Vs Jokowi Memanas Lagi
Perseteruan ini bermula dari pernyataan Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus bahwa pada 14 Desember 2024 lalu, ada utusan yang meminta Sekjen Hasto Kristiyanto mundur dari jabatannya, seperti yang dirangkum detikcom pada Senin (17/3/2025). Selain itu, koresponden tersebut disebut meminta PDIP untuk tidak memecat Jokowi.
Menurut Deddy Sitorus, Rabu (12/3), “Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember itu ada utusan yang menemui kami yang memberi tahu kami bahwa Sekjen harus mundur lalu meminta jangan pecat Jokowi dan menyampaikan bahwa ada sekitar 9 orang dari PDIP Perjuangan yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK.”
Jokowi tidak tinggal diam dan menanggapi tuduhan tersebut dengan meminta PDIP membuktikan siapa utusan yang dimaksud.
“Tidak ada (utusan), seharusnya jelas siapa. Jokowi dengan tegas bertanya kepada orang-orang saat bertemu di rumahnya di Sumber, Banjarsari, Jumat (14/3). Jokowi menjawab pertanyaan tentang PDIP yang menyatakan bahwa utusan telah datang untuk meminta Hasto mundur dan bahwa dia tidak dipecat.
Jokowi menegaskan bahwa dia tidak memiliki kepentingan dalam mengirim perwakilan ke PDIP dan meminta agar dia tidak dipecat. Dia berkata, “Kepentingannya apa yang saya utus untuk itu? Coba logikanya.”
Jokowi bahkan menyatakan bahwa selama ini, ketika dia difitnah, dia memilih untuk tetap diam. Kesabarannya ada batas, kata mantan anggota PDIP itu.
Saya benar-benar tertidur. Saya tetap diam ketika saya difitnah, dicela, dijelekkan, dan dimaki-maki. Terangnya, “Saya terus berusaha, tapi ada batasnya.”
Secara khusus, Guntur Romli dari Partai PDIP menanggapi pernyataan Jokowi yang menyatakan bahwa dia tetap diam meskipun dia dikritik. Romli menganggap pernyataan tersebut kontradiktif.
Saya juga ingin berbicara tentang pernyataan Jokowi yang mengaku diam, tetapi tampaknya dia berbicara ke media tiga kali setiap hari, seperti minum obat. Pada hari Sabtu (15/3), Guntur bertanya dalam pesan singkat kepada detikcom, “Bagaimana disebut diam?”
Menurutnya, banyak pernyataan Jokowi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Salah satunya adalah pernyataannya bahwa dia akan kembali ke Solo dan menjadi orang biasa.
Ternyata mereka terus “blusukan politik” ke mana-mana, bahkan ingin mendirikan partai super tbk. Dia kemudian menyatakan bahwa orang-orang mengira Gibran tidak akan menjadi cawapres karena dia baru dua tahun menjadi wali kota dan karena usianya, dia tiba-tiba didukung untuk menjadi cawapres.
Projo Pasang Badan
Ada banyak relawan Jokowi yang berkumpul untuk mendukung mantan anggota PDIP itu. Budi Arie Setiadi, yang merupakan Ketua Umum Partai Pro-Jokowi, meminta PDIP menghentikan drama dan membuat cerita yang berkaitan dengan Jokowi.
Berhentilah membuat drama dan menulis cerita yang tidak memiliki dasar. Pada hari Minggu (16/3), Budi Arie mengatakan kepada wartawan bahwa masyarakat semakin pintar untuk membedakan hoax, fitnah, dan kepalsuan.
Budi Arie mendorong PDIP untuk bekerja sama untuk membangun bangsa. Dia mengatakan bahwa orang-orang tidak boleh ditipu tentang Jokowi.
Budi menyatakan bahwa saatnya untuk membangun negeri dan mengurus rakyat daripada menjejali publik dengan cerita yang penuh kepalsuan.
Orang-orang tahu bagaimana membedakan antara loyang dan emas. Sejarah akan memberikan bukti. Singkatnya, “Kebenaran pasti hadir pada waktunya.”
SUMBER DETIK.COM : Puan Minta Panas PDIP Versus Jokowi Disudahi