TUTELAEUCARESTIA — Setelah serangan stroke, masalah kesehatan tidak berhenti.
Meskipun mereka selamat dari serangan stroke, mereka mungkin mengembangkan penyakit jantung, pneumonia, dan penyakit lainnya.
Jenis komplikasi yang disebabkan oleh stroke dapat ringan, berat, sementara, atau permanen.
Perawatan yang dibutuhkan akan semakin kompleks seiring perkembangan komplikasi penyakit ini.
Artikel ini akan membahas berbagai masalah kesehatan yang mungkin muncul setelah serangan stroke.
Macam komplikasi setelah stroke terjadi
Komplikasi stroke termasuk, menurut informasi dari Cleveland Clinic dan American Stroke Association:
- Pembangkakan otak
Ketika cairan menumpuk di otak, mereka menciptakan tekanan yang membatasi pasokan darah dan oksigen, yang menyebabkan pembengkakan otak.
Komplikasi ini adalah stroke yang sangat berbahaya dan membutuhkan perhatian medis segera.
Selain itu, gejalanya cukup parah sehingga sulit diabaikan. Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Penurunan kesadaran
- Inkontinensia
- Kekakuan dan nyeri pada leher
- Hilangnya penglihatan dan/atau ingatan
- Kesulitan bicara dan/atau berjalan
- Kejang
Gejala tersebut bisa mulai muncul 3-5 hari pertama setelah stroke terjadi.
- Pneumonia
Pneumonia juga cukup umum muncul sebagai komplikasi stroke.
Orang yang mengalami stroke biasanya mengalami disfagia. Kesulitan menelan dapat menyebabkan makanan atau minuman yang mereka konsumsi masuk ke paru-paru dan menyebabkan peradangan, yang pada gilirannya menyebabkan pneumonia.
- Infeksi saluran kemih
Dalam beberapa kasus, stroke menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang mengontrol usus dan kandung kemih.
Pada gilirannya, penderita stroke lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK), penyumbatan tinja, dan masalah gastrointestinal lainnya karena komplikasi usus dan kandung kemih.
Keinginan untuk kencing semakin sering dan mendesak adalah masalah kandung kemih yang paling umum setelah stroke.
Selain itu, penderita sering terbangun saat tidur karena kebelet kencing atau mengompol saat tidur.
Inkontinensia tinja adalah masalah usus yang paling umum yang disebabkan oleh stroke.
- Kejang dan epilepsi
Kadang-kadang, kejang terjadi di korteks serebral segera setelah stroke.
Ini adalah bagian otak yang lebih tinggi yang mengatur pikiran, penglihatan, gerakan, dan emosi.
Setelah serangan stroke, kejang terjadi karena aktivitas listrik otak terganggu, menyebabkan otak bekerja secara abnormal.
Penyintas stroke berat sering mengalami kejang.
- Depresi dan gangguan emosi
Reaksi fisik dan emosional yang tidak diinginkan terhadap perubahan dan kehilangan yang disebabkan oleh stroke biasanya menyebabkan depresi.
Depresi, yang dapat muncul setelah stroke, adalah kondisi yang dapat diobati.
Mereka yang telah mengalami depresi sebelum terkena stroke berisiko mengalami peningkatan depresi.
- Nyeri bahu
Sebanyak 84 persen penyintas stroke mengalami nyeri bahu, menurut American Stroke Association.
Rasa nyeri ini disebabkan oleh kelemahan umum otot dan subluksasi, yaitu dislokasi sebagian sendi.
- Luka baring
Luka yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada kulit disebut luka baring, yang juga dikenal sebagai luka dekubitus.
Setelah stroke, luka ini dapat terjadi karena korban stroke biasanya mengalami kesulitan bergerak dan sebagian tubuhnya berbaring.
Luka ini sering terjadi di punggung bawah, tumit, dan bahu.
Luka ini nyeri dan rentan terinfeksi.
- Spastisitas
Ketegangan dan nyeri otot yang terjadi setelah serangan stroke disebut spastisitas.
Kondisi ini dapat muncul segera setelah stroke atau muncul beberapa bulan kemudian.
Otot dapat membeku ke posisi yang tidak normal dan bahkan menyakitkan jika tidak dirawat.
Spastisitas dapat menyebabkan nyeri dan ketidakmampuan untuk menggunakan bagian tangan atau kaki yang terkena.
- Deep vein thrombosis
Ketika vena tidak bergerak karena stroke, gumpalan darah muncul di dalamnya. Ini disebut trombosis vena dalam bahasa Inggris.
Ini adalah faktor risiko pertama setelah serangan stroke.
Gumpalan ini dapat terjadi di kaki atau di bagian lain tubuh, seperti paru-paru dan jantung.
DVT dapat menyebabkan pembengkakan di kaki atau lengan, nyeri, kemerahan, dan kulit yang hangat di area yang terkena.
Sangat penting bagi penyintas stroke untuk terus memperhatikan apa yang terjadi pada otak dan tubuh mereka karena banyaknya komplikasi yang dapat muncul setelah stroke.
Meskipun DVT tidak berbahaya, gumpalan darah mungkin terlepas dan mengalir melalui aliran darah wanita.
Gumpalan dapat menyebabkan emboli paru-paru, kondisi yang berbahaya.
Palpitasi, sesak napas, nyeri dada, dan kadar oksigen rendah adalah gejala emboli paru.
Disarankan untuk selalu melaporkan kepada dokter jika kondisi Anda berubah.
Ini dilakukan untuk mencegah stroke dan komplikasinya seperti yang disebutkan di atas.
SUMBER HEALTH.KOMPAS.COM : Ini 9 Komplikasi Setelah Stroke yang Harus Diwaspadai Para Penyintasnya